Tak ada seorang pun manusia yang bisa hidup tanpa bantuan orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan lingkungan dan pergaulan di dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
Dalam pergaulan sehari-hari, seringkali kita terpengaruh dengan lingkungan sekitar, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh yang bersifat negatif. Oleh karena itu, kita dituntut untuk pandai-pandai dalam memilih teman bergaul.
Memilih teman sama halnya dengan memilih masa depan. Memilih teman sama halnya dengan memilih perilaku. Sebagian perilaku yang ada pada diri kita sebenarnya terbentuk dari pergaulan di lingkungan sosial. Kadang terdapat perilaku yang kurang baik menurut kita, tetapi karena hal tersebut sudah dianggap biasa oleh orang-orang di sekitar kita, maka kita pun merasa perilaku itu wajar dan sah-sah saja untuk diikuti. Misalnya, meninggalkan ibadah, kadang kita menganggap hal itu biasa, karena orang-orang di sekitar kita juga menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa.
Banyak orang yang terjerumus ke dalam kesesatan dikarenakan bergaul dengan teman-teman yang memiliki perilaku yang sesat, dan banyak pula yang mendapatkan hidayah disebabkan bergaul dengan orang-orang yang benar.
Seperti dalam analogi Penjual minyak wangi dan Pandai besi. Jikalau kita berteman dengan penjual minyak wangi, entah kita membeli atau tidak membeli, senantiasa kita mendapatkan semerbak wanginya. Sementara jika kamu berteman dengan Pandai besi, pasti akan terkena percikan api yang bisa membakar bajumu. Dalam analogi ini, tidak bermaksud menyinggung profesi pandai besi, namun digambarkan betapa berpengaruhnya seorang teman terhadap diri kita.
Demikianlah fitrah seorang manusia sebagai makhluk sosial. Manusia cenderung meniru tingkah laku dan keadaan temannya. Dan faktanya, keburukan akan lebih mudah memberikan pengaruh kepada kita dibandingkan dengan kebaikan. Untuk itu, kita dituntut untuk selalu bisa memproteksi diri dari pergaulan yang buruk. [fz]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar